Kamis, 10 Juni 2010

sang pendusta visa

carilah harta sebanyak-banyaknya sebagaimana para koruptor...
demikian motto hidupnya. suara kemarahan atas nasib dirinya..terlahir dengan kondisi dunia yang mengharuskan dia membenci akan sebuah kenyataan..
ucapnya,kenyataan itu pahit,,sangatlah pahit. namun di balik segala kepahitannya..tersimpan harapan dan cita-cita yang manisnya mengalahkan para jumawa..

kisah seorang mahasiswa yang terpaksa menjadi pahlawan devisa di negeri
para anbiya.
tak pernah terpikirkan olehnya untuk menjadi seperti ini, melewati hari-harinya yang tak pernah sesuai dengan kata hatinya. menjadi kuli, koki dan kini menjadi tukang bersih-bersih dan nyuci..
sebenarnya tak ada yang salah dengan job seprti itu, dia pun mengakuinya itu bukan perbuatan yang hina,
bahkan hal seperti itu masih jadi incaran yang katanya mahasiswa.
tapi..dia merasa jadi orang paling dusta se jagad raya. dusta kepada dirinya..dusta kepada suara hatinya...dusta kepada orang tuanya.. dusta kepada teman-teman dan gurunya.. dan yang pasti dia dusta terhadap visa nya.
sesekali dia terlihat murung meratapi akan perubahan identitasnya..
dan tak jarang dia selalu menanyakan tentang 'tugas'nya. apakah untuk mengikuti kata visa, atau mendustakannya..
mamndiri adalah sebuah keharusan apalagi di negri orang.. tapi bukan seperti ini,ucapnya dalam kesendirian.
baginya, kemandirian bukan berarti harus melawan arus. jalur ku bukan di sini..ini bukan pilihan..ini adalah tuntutan. yah sebuah tuntutan kenyataan yang pahit, ucapnya lagi penuh emosi dan kemarahan jiwa.
hmmm.. sejenak dia plash back. merekam jejak ulang kisah hidupnya lima tahun ke belakang. sepintas terlihat cukup puas dengan masa lalu itu. tugas ke mahasiswaannya selesai sudah dalam waktu yang normal dan tentu dengan nilai yang tak kalah memuaskan untuk ukuran para pendusta visa.. tapi, lagi-lagi dia berontak, ini bukan jalur ku.
dia mungkin terlalu idealis kata orang-orang..tapi bukankah mahasiswa di tuntut harus mempunyai idealisme????
dia merasa tertinggal jauh oleh orang-orang yang terus mengikuti jalur visa nya...
dan kini dia sendiri menjalani sisa hidup nya sambil sesekali mencoba kembali menyapa impi jiwa yang sempat tertidur oleh deras dan kerasnya sisi dunia yang terus berputar membawa dirinya..
dia coba kembali berbalik menatap jejak langkah yang sempat terukir..
namun lagi-lagi dia merasa tertinggal jauh dari langkah-langkah teman nya yang berlalu cepat meninggalkannya dalam kesendirian..bersama para pendusta visa.
smoga masih belum terlambat..pinta nya dalam setiap saat.

tentang dia...






syaikh zayid 6 oktober.
villa tara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar